open your mind for a new knowledge

Sabtu, 27 September 2014

Hello guys.....
Sekarang saya akan membahas materi tentang Pengetahuan dan Intelegensi Manusia. Materi ini masih termasuk dalam filsafat manuisa. Seperti yang kita ketahui, bahwa manusia memiliki inttelegensi atau tingkat kecerdasan yang berbeda-beda dan memiliki kemampuan untuk mempelajari sebuah pengetahuan. Nah, disini saya akan mengkkaji apa itu pengertan pengetahuan dan intelegensi manusia dan kompleksitas pengetahuan manusia itu sendiri. Saya tidak akan berlama-lama lagi langsung saja saya akan memaparkan materinya. Selamat menikmati materinya guys....
alui.


Pengetahuan dan Intelegensi Manusia 

Pengetahuan
Pengetahuan itu dikatkan inderawi lahir atau inderawi luar kalau orang yang mencapainya secara langsung melalui penglihatan, pendengaran, pembau, perasaan, serta peraba setiap kenyataan yang mengelilinginya. Pengetahuan itu dinamakan pengetahuan inderawi batin ketika menampakkan dirinya kepada oraang dengan ingatan dan khayalan, baik mengenai apa yang tidak ada lagi atau yang belum pernah ada maupun yang terdapat di luar jangkauannya. 

Pengetahuan perseptif pengetahuan dalam arti lebih menyatakan dirinya melalui gerakan tangan, tingkah laku, gerakan-gerakan, sikap-sikap, tindakan, serta jerit teriakan daripada dengan perkataan yang dipikirkan atau dengan keterangan yang jelas. 
Pengetahuan reflektif ketika pengetahuan it membuat objek kodrat dari suatu realitas apa pun juga . Pengungkapannya adalah baik dalam bentuk ide, konsep, definisi, serta keputusan-keputusan maupun dalam bentuk lambang, mitos,atau karya-karya seni. 
Pengetahuan diskursif ketika pengetahuan itu memperhatikan suatu aspek dari benda kemuadian suatu aspek yang lain, ketika pengetahuan itu pergi dan datang dari keseluruhan ke bagian-bagian dan sebaliknya. Pengetahuan dalam arti ini lebih menampakkan diri sebagai sesuatu yang datang dari sebab ke akbat atau sebaliknya, dari prinsip ke konsekuensi atau sebaliknya.
Pengetahuan intuitif ketika pengetahuan menangkap atau memahami secara langsung benda atau situassi dalam, salah satu asspeknya keseluruhan dalam satu bagian, sebab dalam akibat, konsekuensi dalam prinsip, dan sebagainya. 
Pengetahuan itu induktif bila menarik yang universal dari yang individual, dan sebaliknya deduktf, bila menarik yang individual ke yang universal.


Pengetahuan itu kontemplatif, bila mempertimbangkan benda-benda dalam dirinya dan untuk dirinya sendiri. 
Pengetahuan itu spekulatif, bila mempertimbangkan benda-benda dalam bayangan-banyangan dan ide-ide atau konsep-konsep tentang benda-benda itu sendiri. Praktis, kalau mempertimbangkan benda-benda menurut bagaimana mereka bisa dipergunakan. 
Pengetahuan itu Sinergis, kalua merupakan akumulasi dari seluruh daya kemampuan subjek . Keseluruhan jenis penegtahuan ini dikoordinasikan dari anggota-anggotanya, organ-organnya, dan kemampuan-kemampuannya. 

Pengetahuan menjadi sangat kompleks dan beraneka ragam sifat dan bentuknya. Pengetahuan memakai bermacam-macam jalan, menurut bagaimana cara diambil, baik itu berupa objek maupun makhluk berbeda-beda yang tipe dan realitasnya berlain-lainan tingkat dan macamnya.

Intelegensi 

Istilah intelegensi diambil dari kata intellectus dan kata kerja intellegere (bahasa Latin). Kata intellegere terdiri dari kata intus yang artinya dalam pikiran atau akal dan kata legere yang berarti membaca atau menangkap. Jadi, kata intellegere berati membaca dalam pikiran atau akal segala hal dan menagkap artinya yang dalam. Menjadi inteligen berarti menangkap apa yang fundamental pada sesuatu dari gejalanya. Inteligensi adalah kegiatan dari suatu organisme dalam menyesuaikan diri dengan situasi-situasi dengan menggunakan kombinasi fungsi-fungsi, seperti presepsi, ingatan, konseptual, abstraksi, imajinasi, atensi, konsentrasi, seleksi relasi, rencana, ekstrapolasi, prediksi, kontrol, memilih, mengarahkan. Pada tingkat intelek yang lebih tinggi, inteligensi juga dapat diartikan sebagai proses memecahkan masalah-masalah dengan penggunaan pemikiran abstrak. 



Intelegensi manusia benar-benar memahami segala-galanya, lebih lebih segalanya secara sempurna, artinya tidak ada realitas apa pun yang secara principal tidak dapat dicapainya dan bahwa tidak ada apa pun yang sedikitnya tidak dapat menjadi objek penyelidikannya. "Ada" menarik perhatian intelegensi dengan mempertimbangkan bahwa setiap kegiatan intelegensi mencapai objek-objek sejauh mereka menyangkut "ada". Bila intelegensi ingin mengerti sesuatu , maka penyelidikannya akan mengenai "ada" (eksistensi) atau bagaimana objek itu ber-ada (esensi). Beberapa prinsip yaang mendasari segala penegasan, penilaian, kesimpulan dan penalaran kita adalah sebagai berikut:
  • Prinsip identitas
  • Prinsip alasan yang mencukupi
  • Prinsip kausalitas efisien
Prinsip-prinsip tersebut bersifat eviden dari dirinya sendiri karena mereka tidak bisa disangkal tanpa dipergunakan sebagai alasan sangkalannya, mereka juga tidak bisa dibuktikan karena untuk membuktikan sesuatu harus digunakan suatu prinsip lebih fundamental daripada apa yang mau dibuktikan.


Insight adalah intelegensi yang berhasil menembus suatu data, menagkap eidosnya bahwa intelegensi mampu mengandaian atau mengabstraksikan untuk menenrangkan data sehingga jelas ciri-ciri pokoknya. Intelegensi suatu kemampuan yang dapat diisolir suatu penentuan aksidental atau sekunder, ia meresapi, mengkarakteristikan dan mengspesialisasikan substansi.

Nah, itu dia pembahasan tentang pengetahuan dan intelegensi manusia. Semoga bermanfaat bagi kalian ya....Jangan lupa comment, kritik, saran dan penilaian untuk isi materi dan design blog saya ya :))) Thanks for visiting ^^

Sumber:
Modul Pembelajaran KBK Filsafat 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBv81XPdivKpwwYEB4g2PcpQ1vpvu6zGvRKCI-eivO5hyDbE-ETz8vTWrfmq7Sqiu3851lQCZTekUxIfVF7LkyJYqZapH8652iorIPstGTGm5NUKWaKE3cqh2xX7XpWjxet9eA-jv8oik/s400/knowledge.png

Halo semua......
Kali ini saya akan memposting tugas tutorial yang diberikan oleh dosen saya yaitu Pak Bonar Hutapea tentang pendapat saya apakah manusia itu bebas atau tidak. Langsung saja, saya akan mengutarakan pendapat saya ya....


Menurut pendapat saya, manusia itu pada hakikatnya manusia yang memiliki kebebasan penuh. Namun, ada beberapa hal yang harus dibatasi dari kebebasan yang dimiliki manusia tersebut. Tak bisa kita pungkiri bahwa ada batasan-batasan kebebasan yang harus kita taati dan kita jalani. Pada zaman seperti ini, masih banyak manusia yang belum bebas secara harfiah dari segi ekonomi, pekerjaan, kesehatan, kemiskinan dll. Nah, itu semua kebebasan yang seharusnya dimiliki setiap individu, tapi apa yang terjadi sekarang, masih banyak individu yang tidak mendapatkan kebebasan tersebut. Kebebasan manusia yang dibatasi adalah kebebasan yang terdapat pada kebebasan sosial yang dimiliki setiap orang. Jadi, pada dasarnya saya menilai bahwa manusia itu bebas.

Itulah, argumen atau pendapat saya mengenai tugas tutorial tersebut. Terima kasih dan semoga bisa dimengerti.

Posted by Litha in | 09.59 4 comments
Halo semua.....
Hari ini saya akan memposting materi yang saya dapatkan dari pertemuan hari jumat di kelas kemaren. Temanya masih sama yaitu Filsafat Manusia, tapi yang dibahas hari ini lebih ke arah kebebasannya. Saat saya mempelajari ini di kelas, dosen saya bertanya sebenarnya manusia itu bebas atau tidak sih? Nah, saya nanti akan memposting pendapat saya tentang kebebasan itu sendiri. Sekarang saya akan menjelaskan dulu kebebasan manusia itu seperti apa, so selamat membaca guys...

Kebebasan

Jiwa dan Kebebasan
Eksistensi jiwa dalam tubuh memampukan manusia untuk menghadirkan diri secara total di dunia dan memungkinkan manusia menentukan perbuatannya. Dalam fungsi menentukan perbuatan,jiwa berhubungan dengan kehendak bebas karena jiwalah manusia menjadi makhluk yang bebas. Kebebasan itu mendasar bagi manusia dan merupakan penting humanisme.

" Sejarah manusia merupakan sejarah perjuangan kebebasan"
(Erich Fromm, The Fear of Freedom, 1960)
Artinya kebebasan menjadi bagian yang tak bisa dipisahkan dari eksistensi manusia.

Erich Formm
Pandangan Determinisme 
Determinisme adalah aliran yang menolak kebebasan sebagai kenyataan hidup bagi manusia. Setiap peristiwa termasuk tindakan dan keputusan manusia disebabkan oleh peristiwa-peristiwa yang lainnya. Seluruh kegiatan manusia di dunia berjalan menurut kebebasan yang bersifat deterministik, yakni:
  1. Deterministik fisik-biologis menyatakan bahwa aktiftas di bumi ini terjadi karena hukum fisika kimia dan hukum-hukum biologis. Artinya, seluruh kegiatan manusia bergerak menurut hukum sebab akibat. Atas dasar ini, maka penilain atas perilaku manusiapun didasarkan pada pertimbangan biologis.
  2. Deterministik psikologi bertolak dari situasi kejiwaan manusia untuk menyatakan penolakan terhadap kebebasan. Freud membagi kelompok ini menjadi 3 bagian, yakni id, ego dan superego.
  3. Deterministik sosial menempatkan lingkungan dan struktur sosial yang melingkupinya sebagai dasar untuk mendekatkan perilaku dan pola pikir seseorang.
  4. Deterministik teotologi adalah aliran determinisme yang keempat. penganut aliran ini menegaskan bahwa manusia tidak berbuat apa-apa tanpa intervensi dari kekuatan di luar diri nya. 
Kelemahan pandangan ini adalah sebagai berikut:
  • Menyangkal sifat multidimensional dan paradoksial manusia (paradoks tidak meniadakan kebebasan dan keharusan). 
  • Menyangkal bahwa manusia selalu melakukan evaluasi dan pemikiran pada tindakannya. 
  • Menafikan adanya tanggung jawab.
Kebebasan sebagai eksistensi manusia karena manusia hidup dalam "kemungkinan dapat" atau berhadapan dengan pilihan yang berbeda bobot, adanya tanggung jawab, makna perbuatan moral ada pada kebebasan (Immanuel Kant).

Immanuel Kant
Definisi Kebebasan 
Secara umum, kebebasan adalah kebebasan negatif. Bebas itu itu tidak ada hambatan tapi bukan kebebasan eksistensial. 
Secara khusus, kebebasan adalah kebebasan positif atau eksistensial. Buktinya manusia selalu ingin lebih baik lagi dari yang sebelumnya. atau adanya proses penyempurnaan diri. 

Jenis-Jenis Kebebasan  
Jenis-jenis kebebasan ada tiga, yakni Kebebasan Horizontal, Kebebasan Vertikal, dan Kebebasan Eksistensial
Kebebasan Horizontal berkaitan dengan kesennagan atau kesukaan, bersifat spontan, semata perimbangan intelektual. Kebebasan Vertikal berkaitan dengan pemilihan moral. Titik tolak dari kebebasan ini adalah mempertimbangkan untuk memuaskan kepentingan diri sendiri dan mempertimbangkan tingkatan-tingkatan nilai. Kebebasan Eksistensial berkaitan dengan kebebasan positif, lambang martabat manusia. Pada kebebasan eksistensial ini mengartikan bebasa adalah orang yang mampu menentukan dirinya sendiri dan mengakui dirinya sebagai pribadi yang otonom serta bersikap dewasa dalam bertindak dan kebebasan sosial (berkaitan dengan orang lain).

Nilai-nilai humanistik dalam kebebasan eksistensial:
  1. Melibatkan pertimbangan 
  2. Mengedepankan nilai kebaikan
  3. Menghidupkan otonomi
  4. Menyertakan tanggung jawab 
Kebebasan sosial dibatasi dalam hal fisik, psikis, dan normatif. Ada 4 alasan mengapa ada pembatasan tersebut, yakni:
  1. Menyertakan pengertian
  2. Memberi ruang bagi kebebasan eksistensial
  3. Menjamin pelaksanaan keadilan bagi masyarakat
  4. Berkaitan dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial
Sejarah Perkembangan Masalah Kebebasan
Filsafat Yunani tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan pada saat iitu karena beberapa faktor, yaitu: 
  • Tidak adanya pertanggungjawaban manusia terhadap tindakannya
  • Manusia adalah bagian alam, maka harus mengikuti hukum umum yang mengaturnya
  • Manusia terpeengaruh oleh sejarah yang bergerak secara siklis
  • Zaman abad pertengahan, masalah kebebasan dilihat dalam perspektif teosentrik
  • Zaman modern, perspektif teosentrik digantikan oleh perspektif antroposentrik
  • Era kontemporer (pascamodern?), kebebasan dipermasalahkan dari sudut pandang sosial
  • Kebebasan dalam pemikiran Timur cenderung dilihat sebagai pembebasan dari kendala keinginan egoistik dan dari kecemasan untuk mencapai kesatuan dan pengendalian diri

 

Nah, itu dia pembahasan tentang Kebebasan Manusia dalam filsafat manusia. Semoga materi yang saya bahas bermanfaat bagi kalian ya....Jangan lupa comment,kritik,saran dan penilaiannya untuk materi yang saya posting dan design blog saya ya ^^ Thanks ya ^^

Sumber:
Power Point by Bonar Hutapea

Jumat, 26 September 2014

Halo semua.....
Saya kembali lagi. Kalian pasti sudah pada antusiaskan buat melihat postingan terbaru saya yang masih bertema Filsafat Manusia. Tenang hari ini saya akan memposting tiga materi segaligus kok. Saya juga akan memposting pendapat saya tentang salah satu materi yang diberikan tadi. Sebenarnya saya capek banget sih, tapi demi membagi ilmu pada kalian semua saya rela deh, hehehe.....Ya udah saya langsung aja ya mempostingnya. Selamat menikmati materinya guys.......

Manusia & Afektifitas
Afektifitas adalah perasaan atau lebih luas dari kasih sayang yang menggugah perasaan manusia.

Kekayaan dan Kompleksitas Afektivitas Manusia
Yang membedakan manusia dengan tumbuhan adalah Afektivitas. Afektivitaslah yang membuat manusia "berada" di dunia, berpartisipasi dengan orang lain dan mendorong orang untuk mencintai, mengabdi dan menjadi kreatif. Afektivitas termasuk kegiatan yang kompleks, maksudnya afektifitas itu rumit. Disposisi afektif yakni seluruh kehidupan afektif berputar pada kutub yang bertentangan satu sama lain, mengarah pada objek karena menyukainya atau berpaling darinya karena menganggapnya buruk. Cinta adalah buah afektivitas yang positif, sedangkan Benci adalah buah afektivitas yang negatif. 

Sikap yang di ambil efektivitas terhadap objek yang dianggap berguna subjek menccintainya disebut Cinta Utilitaris/Bermanfaat. Sikap subjek dapat ditentukan secara afektif oleh objeknya dibedakan dari perasaan dan emosi. Kehidupan afektif memperlibatkan macam-macam cara yang berbeda-beda menurut bagaimana subjek dan menguasai objek ini disebut Hasrat-Hasrat Jiwa (Thomas Aquinus). 


Thomas Aquinas
Meninjau dari khas kebenaran afektivitas yang disebut "Suasana Hati", orang yang bersuasana hati yang baik bila semua kemampuan bekerja dengan baik juga. Ada pun yang termasuk perbuatan afektivitas dan juga yang bukan perbuatan afektivitas. Yang termasuk perbuatan afektivitas, yaitu:
  • Hidup afektif/afektivitas adalah seluruh perbuatan afektivitas yang dilakukan karena subjek sehingga ditarik oleh objek atau sebaliknya.
  • Perbuatan afektif sedikit mirip dengan perbuatan mengenal karena dianggap perbuatan vital/imamen, tapi perbuatan efektif berbeda dengan "Perbuatan Mengenal" karena perlu afektifitas pasif, sedangkan perbutan mengenal lebuh bersifat terbuka.
Yang bukan termasuk Afektivitas, yakni:
  • Cinta membuktikan diri dalam perbuatan-perbuatan. Cinta mendahului perbuatan-perbuatan.
  • Afektivitas itu disamakan dengan kesanggupan merasa. Padahal kehidupan afektif bukan hanya menyangkut merasa saja, tapi juga menyangkut hal yang spiritual.

Kondisi Afektivitas Manusia
Agar ada afektivitas, perlu ada ikatan kesamaan subjek dan objek perbuatan afektifnya. Kesenangan adalah perasaan yang dialami subjek bila dia ddihinggapi oleh keadaan berada lebih baik.

Catatan tentang Cinta Akan Diri, Sesama, dan Tuhan
Orang yaang menganggap cinta diri sendiri adalah egoisme. Padahal cinta dari dalam sendiri dapat ditentukan pada orang yang sanggup cintai orang lain dengan sungguh-sungguh. Egoisme, menolak setiap perhatian otentik pada orang lain. Orang egoisme hanya mengambil kartu dan siapa aja.

Mencintai Tuhan dengan jiwa atau hati yang transenden dan Imamen. Santo Agustinus Tuhan pokok pangkal kepribadian kita masing-masing. Ia adalah dasar dalam mana manusia saling berkomunikasi. Semkakin hanya mendekati orang lain, semakin cepat mendekati orang lain, maka saya dekat dengan Tuhan.



Nah, itu dia pembahasan tentang Manusia Dan Afektivitas. Jangan ke mana-mana, soalnya saya akan memposting tentang Kebebasan dan tugas tentang kebebasan itu sendiri. So, semoga ini bermanfaat ya ^^ Thanks ya, jangan lupa saran,kritik, comment dan penilaiannya ya guys........

Sumber:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiY7FpZHV_fIa0C46XunTGMprRc0Emo2RXZlsswNY8UX2jbfviNwW5GBtKB3vvg46hBsaOxHgUyephotlDcni_Tm6l_r-Gttr7KNgAB1OfmJzWoegd1U1EQmkeCVc4O_bXT18INP6Ovr4-b/s1600/St+Thomas+Aquinas.jpg
http://ratnaariani.files.wordpress.com/2008/04/augustine.jpg 
Power Point by Dr. Raja Oloan Tumanggor

Kamis, 25 September 2014

Posted by Litha in | 22.26 No comments
Hallo guys....
Sesuai janji saya sebelumnya, saya akan membahas tugas yang diberikan kepada kelompok saya, tentang membuat dialog imajinatif antara badan dan jiwa. Nah, untuk temanya ini saya mendapatkan dari teman satu kelompok yang memberikan inspirasinya yaitu Nathalia Anggia, Thanks ya....
Langsung aja ya, saya akan menuliskan dialognya, semoga kalian tertarik ^^

Dialog Imajinatif antara Badan dan Jiwa

Badan : Jiwa, aku ingin kau tau sesuatu.
Jiwa    : Apa itu? aku akan mendengarkan dengan baik.
Badan : Kau tahu, bahwa aku tak dapat hidup tanpamu :( kau lah yang membuat aku berarti dalam
             dunia fana ini.
Jiwa    : Iya aku sangat tahu itu badan.
Badan : Aku sangat berterima kasih jiwa atas segala yang kau berikan, seperti mengasuhku dan
             mengolahku sehingga aku hidup seperti sekarang.
Jiwa    : Iya sama-sama badan, aku juga berterima kasih padamu yang telah mengizinkanku
             menumpang di dalam dirimu untuk menyatukan kita sampai pada akhirnya aku pergi
             meninggalkanmu.
Badan : Jangan tinggalkan aku jiwa, aku akan hampa dan tak bisa melakukan apa-apa, ku mohon
              jangan pergi.
Jiwa    : Aku tak bisa tinggal selamanya di dalam dirimu, karena aku memiliki batas yang telah
              ditetapkan dalam ajaran-ajaran agama yang ada.
Badan : Tapi....
Jiwa    : Badan, sesungguhnya aku tak ingin pergi darimu tapi aku sudah tak sanggup lagi mengolah
             daging dan tulangmu yang tak akan bisa berfungsi bila aku pergi.
Badan : Maafkanlah aku yang selalu menua di setiap tahunnya.
Jiwa    : Tak apa badan, kita telah memiliki masa yang telah di tetapkan untuk bersama dan berpisah.
             Jika kau telah mencapai batasnya badan, kau tak berguna lagi bagiku dan aku akan kembali
             kepada pengasuhku, Pemberi hidupku. Tuhan.

Nah, itu adalah dialog imajinatif dari kelompok Extravaganza. Sedikit saya akan menyampaikan pesan dalam dialog tersebut adalah jiwa dan badan memiliki batas yang teelah di tentukan oleh Sang Pencipta dan apapun yang terjadi ikhlaskanlah. Semoga pesan yang tersirat dalam dialog itu bermanfaat ya.......Thanks for visited my blog ^^ comment, kritik, saran dan penilaiannya jangan lupa ya ^^









Posted by Litha in | 21.55 No comments

Halo semua........
Saya akan memposting tentang lanjutan dari filsafat manusia. Saya akan membahas apa itu Badan dan Jiwa dalam Filsafat Manusia. So, saya langsung bahas aja ya karena saya yakin kalian passti pada gak sabar dan bertanya-tanya apa sih lanjutannya? So, selamat membaca ya.....

Filsafat Manusia: Badan dan Jiwa

Badan dan jiwa adalah satu kesatuan yang membentuk pribadi manusia. Kesatuan keduanya membentuk keutuhan pribadi manusia. Ada dua aliran yang melihat badan dan jiwa secara bertolak belakang, yaitu Monoisme dan Dualisme

Monoisme adalah aliran yang menyatakan bahwa badan dan jiwa itu adalah satu kesatuan. 
Ada tiga bentuk aliran lagi dari monoisme ini ssendiri, yakni:
  1. Materialisme adalah menempatkan materi sebagai dasar bagi segala hal yang ada (Fisikalisme). Manusia bersumber pada materi dan tidak dapat melampaui potensi jasmaninya. Jiwa itu tidak mempunyai eksistensi. Eksistensi jiwa bersifat kronologis.   
  2.  Teori identitas adalah menekankan hal yang berbeda dari materialisme, tapi mengakui aktivitas mental manusia. Letak perbedaan jiwa dan badan hanya pada arti bukan referensi (panduan atau acuan)  Badan dan jiwa merupakan dua elemen yang sama.
  3. Idealisme adalah haal yang tidak dapat diterangkaan semata-mata berdasarkan materi, sperti pengalaman, nilai, dan makna. Rene Descartes dengan "Cogito Ergosum" menjadi letak dasar dari idealisme.
 
\Rene Descartes
Dualisme adalah badan dan jiwa itu berbeda dan terpisah bukan merupakan satu kesatuan. Ada 4 cabang dalam aliran ini, yakni:

  1. Interaksionisme: fokus pada hubungan interaksi atau timbal balik antara tubuh dan jiwa. Peristiwa mental bisa menyebabkan peristiwa badani dan sebaliknya.
  2. Okkasionalisme: memasukkan dimensi ilahi dalam membicarakan hubungan badan dan jiwa, hubungan mental dan fisik bisa terjadi campur tangan ilahi.
  3. Paralelisme: sistem kejadian ragawi terdapat di alam, sedangkan sistem kejadian kejiwaan ada pada jiwa manusia. Dalam diri manusia ada 2 peristiwa yang berjalan seiring yaitu peristiwa mental dan fisik.
  4. Epifenomenalisme: melihat hubungan jiwa dan badan dari fungsi saraf.
Badan Manusia
Badan adalah elemen mendasar dalam bentuk pribadi manusia. Pandangan tradisional, badan adalah kumpulan berbagai entitas material yang membentuk makhluk. Mekanisme gerakan bersifat mekanistik. Membicarakan tubuh adalah membicarakan diri (Gabriel Marcel).

Gabriel Marcel
Hakikatnya badan manusia bukan terletak di dalam dimensi materialnya, tapi di dalam seluruh aktivitas entitas yang terjadi dalam badan. 

Jiwa Manusia 
Jiwa manusia adalah badan manusia tidak memiliki apa-apa tanpa jiwa. Dalam pandangan tradisional, jiwa adalah makhluk halus, tidak bisa ditangkap indera. Konsep ini menempatkan jiwa diluar hakikat manusia. Jiwa harus dipahami sebagai kompleksitas kegiatan mental manusia.

James P Pratt, menunjukkan ada 4 kemampuan dasar jiwa manusia, yakni:
  • menghasilkan kualitas penginderaan
  • menghasilkan makna dari penginderaan khusus
  • memberi tanggapan terhadap hasil penginderaan
  • memberi tanggapan terhadap proses yang terjadi dalam pemikiran demi kebaikan 

 
James P Pratt

St. Agustinus, mengatakan bahwa manusia hanya bisa melakukan penilaian terhadap tindakannya karena dorongan diri jiwa. Pratik moral sehari-hari adalah tanda berfungsinya jiwa dalam diri seseorang.

Santo Agustinus

Simpulan 
Realitas manusia - realitas prinsipal terbentuk dari dua elemen, yaitu material dan spiritual. Badan-Jiwa adalah satu kesatuan yang membentuk eksistensi manusia. Jiwa tidak bisa berfungsi dengan baik apabila tidak ada badan. Badan manusia bukan mekanistik, tetapi dinamika dari jiwa itu sendiri.

Itu dia, materi yang dapat saya sharingkan kepada kalian hari ini, semoga bisa memahami apa itu badan dan apa itu jiwa. Selanjutnya saya akan membahas tentang tugas mengenai Badan dan Jiwa dalam bentuk dialog imajinatif, so stay turn ya di blog saya. Semoga bermanfaat buat kalian semua ya..... See you in the next time and enjoy with my blog ^^ Jangan lupa kritik, saran, comment dan penilaian kalian tentang blog dan materi yang saya post, thanks ya.....

Sumber:
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/73/Frans_Hals_-_Portret_van_Ren%25C3%25A9_Descartes.jpg&imgrefurl=http://en.wikipedia.org/wiki/Ren%25C3%25A9_Descartes&h=248&w=203&tbnid=lSgymyVLJ9ikIM:&zoom=1&tbnh=186&tbnw=152&usg=__cOWZ-UyzErj5QIaAwG8UDShqhVE=&docid=wPNxhlLm16M1MM&itg=1&ved=0CIkBEMo3&ei=nyAkVIV6lIa4BMC8gYgB 
https://www.google.co.id/search?q=gambar+gabriel+marcel&biw=1366&bih=633&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=mSQkVM6nAo-xuATU54H4Bw&ved=0CAYQ_AUoAQ#imgdii=_ 
https://divinity.uchicago.edu/sites/default/files/imce/augustinelarge.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirFleOTkt7R19fJvpoey0XjLJszUIi0SQIOZawf8wZWyppYJ_sXuF5tKoerG3xZcX8hyury3HxHBO-d7eVYiOijsBAZlY5RGgZltwNwQWY6GzNg2sapM4MBs4Nze43gUlr7wBTZFqO6Ziw/s400/Parley_P_Pratt+2.jpg 
Power Point by Dr. Raja Oloan Tumanggor
Posted by Litha in | 20.40 No comments




Hello guys.............
I be back for you hehe :P hari ini saya akan memposting tentang Etika Lingkungan yang ada di sekitar kampus. Seharusnya kemaren saya memposting ini tapi berhubung koneksi internet yang tidak bersahabat, so saya posting hari ini ya....

Etika Lingkungan yang baik :


Mendiskusikan pelajaran diluar jam perkuliahan dengan suasana yang lebih santai.

Mengantri dalam membeli makanan dan minuman di sekitar kantin.




Etika Lingkungan yang buruk:


Merokok di area sekitar kampus

Nah, itu dia contoh-contoh etika lingkungan yang baik dan buruk di sekitar kampus saya. Seperti yang kita ketahui masih banyak yang melanggar etika-etika yang telah ditetapkan, tapi sebaiknya kita menasihati mereka agar tidak melanggar etika-etika yang telah ditetapkan di kampus kita tercinta ini. And the next post, saya akan membahas tentang lanjutan dari Filsafat Manusia. So, jangan sampai ketinggalan postingan terbaru yaaaaa..... 
Thanks for visited my blog ^^

Rabu, 24 September 2014

Posted by Litha in | 16.10 4 comments

Selasa, 23 September 2014

Posted by Litha in | 20.41 5 comments
Hai semua......
Hari ini saya akan berbagi ilmu yang saya dapat dari kuliah hari ini. Masih sama, berhubungan dengan filsafat, yaitu Etika dan Moral. Nah, saya langsung saja membahas tentang etika dan moral ya....Semoga bermanfaat ya buat para pembaca dan yang lagi nyari-nyari referensi buat kuliah filsafatnya :))))


Etika dari segi etimologi berasal dari kata Latin "Ethicos" yang artinya kebiasaan atau watak. Etika adalah cabang filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan dan menentukan objek material (tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan secara bebas dan sadar) dan objek formal (kebaikan dan keburukan dari tingkah laku tersebut). Etika termasuk cabang aksiologi, yaitu ilmu tentang nilai, dan menitikberatkan   pada pencarian salah dan benar. 

Etika dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. etika sebagai ilmu: kumpulan tentang kebijakan dan penilaian perbuatan manusia.
2. etika sebagai arti perbuatan: perbuatan kebajikan.
3. etika sebagai filsafat: mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan yang berhubunngan dengan masalah kesusilaan.

Kita juga sering mendengar istilah descriptive ethics, normative ethics, dan philosophy ethics.
a. Descriptive ethics, ialah gambaran atau lukisan tentang etika.
b. Normative ethics, ialah norma-norma tertentu tentang etika agar seorang dapat dikatakan bermoral.
c. Philosophy ethics, ialah etika sebagai filsafat, yang menyelidiki kebenaran.

Tokoh yang pertama kali memperkenalkan istilah "Etika" adalah  Bertens. Ada tiga macam etika menurut Bertens:
  1. Nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Disebut juga sebagaisistem nilaidalam hidup manusia perseorangan atau hidup bermasyarakat. Misal: Etika orang Jawa.
  2. Kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud disini adalah kode etik, misal : Kode Etik Advokat Indonesia, Kode Etik Notaris Indonesia. 
  3. Ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Artinya sama dengan filsafat moral.
Etika dibedakan menjadi dua, yaitu Etika Perangai dan Etika Moral. Etika perangai adalah adat istiadat yang menggambarkan peraingai manusia di daerah-daerah tertentu dengan waktu tertentu pula. Contohnya adalah pergaulan muda mudi, upacara adat, dll. Sedangkan etika moral adalah kebiasaan manusia dalam berperilaku baik dan dan benar sesuai kodratnya. Contohnya seperti berkata dan berbuat jujur, menghargai hak orang lain, dll. 



Arti Etika.
Etika sebagai ilmu:ilmu tentang baik dan buruk maupun hak dan kewajiban.
Etika sebagai kode etik: kumpulan asas nilai yang berkenaan dengan akhlak.
Etika sebagai sitem nilai: nilai yang benar-benar dianut oleh suatu golongan masyarakat.

Objek material bersifat konkret dan abstrak, sedangkan objek formal menguji kembali ke konkritan dan keabstrakan objek material.

Etika Sebagai Cabang Filsafat 
Etika adalah cabang filsafat yang menggali nilai-nilai moral dalam diri manusia untuk direalisasikan dalam kehidupan yang konkret. Etika berdasarkan kajian ilmu dibagi dua, yaitu:
  1.  Etika Normatif : mempelajari secara kritis metodis norma-norma yang ada untuk mendapatkan norma dasar yang bisa dipertanggungjawabkan dan menyiasati set persoalan yang ada.
  2. Etika Fenomenologis : mempelajari secara kritis gejala-gejala norma yang terjadi.

Tujuan mempelajari etika, yakni:
  • Berpikir kritis teerhadap peerbuatan yang akan dilakukan
  • Bertanggung jawab dengan semua perbuatan yang dilakukan
  • Menyamakan presepsi yang ada
Sistematika Etika
De Vos (1987) bahwa etika dibagi menjadi dua, yakni Etika Deskriptif (sejarah dan fenomenologi kesusilaan) dan Etika Normatif. Menurut K. Bertens bahwa etika dibagi menjadi tiga, yakni Etika Deskriptif, Etika Normatif (etika umum dan etika khusus) dan Metaetika. Menurut  Franz Magnis-Suseno (1991) bahwa etika dibagi dua, yakni Etika Umum dan Etika Khusus. Etika khusus itu dibagi lagi menjadi lima bagian, yaitu Etika Individual, Etika Sosial, Etika Politik, Etika Lingkungan Hidup, dan Kritik Ideologi. Etika Sosial dibagi lagi menjadi dua, yakni Etika Keluarga dan Etika Profesi. Nah, etika profesi itu terbagi lagi sebagai biomedis, bisnis, hukum, dll. 


Etika Deskriptif adalah etika bersangkutan dengan nilai dan ilmu pengetahuan tentang baik buruk tingkah laku manusia dalam masyarakat, bersifat pemaparan atau penggambaran saja. Sejarah kesusilaan yang diselidiki yakni pendirian-pendirian mengenai baik-buruk, norma-norma dan kesusilaan yang berlaku. Fenomenologi kesusilaan adalah uraian/percakapan tentang fenomenon atau sesuatu yang sedang menampakkan diri atau sesuatu yang sedang merajalela. Ciri pokok dari fenomenologi kesusilaan adalah menghindari pemberian tanggapan mengenai kebenaran. Etika Normatif adalah etika sebagai ilmu yang mengadakan ukuran2 atau norma2 untuk menilai perbuatan manusia dalam masyarakat, berusaha mencari ukuran umum bagi baik buruknya tingkah laku. Metaetika, Awalan meta- (dari bahasa Yunani) mempunyai arti ”melebihi”, ”melampaui”. Istilah ini diciptakan untuk menunjukan bahwa yang dibahas disini bukanlah moralitas secara langsung, melainkan ucapan-ucapan kita dibidang moralitas.  Metaetika bergerak pada tataran bahasa, atau memelajari logika khusus dari ucapan-ucapan etis. Metaetika dapat ditempatkan dalam wilayah filsafat analitis, dengan pelopornya antara lain filsuf Inggris George Moore (1873-1958). Filsafat analitis menganggap analisis bahasa sebagai bagian terpenting, bahkan satu-satunya, tugas filsafat.

Etika Umum mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang berlaku bagi segenap tindakan manusi. Etika Khusus membahas prinsip-prinsip moral dasar itu dalam hubungan dengan kewajiban manusia dalam pelbagai lingkup kehidupannya atau, etika khusus menerapkan prinsip-prinsip dasar pada setiap bidang kehidupan manusia. Etika khusus ini terbagi menjadi dua, yakni Etika Individual adalah etika yang menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya, dan Etika Sosial adalah etika yang berbicara tentang kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai umat manusia.

Etika Profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia. Ciri-ciri etika profesi adalah sebagai berikut:
  • Adanya pengetahuan khusus
  • Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi
  • Mengabdi pada kepentingan masyarakat
  • Ada izin untuk melakukan suatu profesi
  • Menjadi anggota dari suatu profesi.
Prinsip-prinsip Etika Profesi adalah sebagai berikut:
  1. Bertanggung jawab
  2. Keadilan 
  3. Otonomi


Kode Etik adalah norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja. Tujuan kode etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan pada profesi, meningkatkan mutu profesi, meningkatkan mutu organisasi profesi, menentukan standar bakunya sendiri, meningkatkan pengabdian pada anggota profesi, dll. Aliran pemikiran etika yakni Eudemoneisme. Demon ( Yunani) adalah roh ( pengawal yang baik) , Eudaemonia adalah orang yang sadar akan kepuasan yang sempurna , jasmani, dan rohani, kebaikan tertinggi (primafacie). Menyakini bahwa adanya suatu skala nilai-nilai, asas-asas moral dan aturan-aturan yang bertindak, lebih mengutakan hal-hal yang bersifat spiritual, lebih mengutamakan kebebasan moral daripada ketentuan jiwa, dan lebih mengutamakan hal umum daripada khusus. Hedonisme adalah kodrat manusia mencari kesenangan. Egoisme adalah manusia mempunyai dua level kejiwaan. Pertama level frustasi; seperti takut, marah, dan cemas. Kedua level bahagia; seperti syukur, sabar, fokus, dan tenang. Disinilah ego berperan untuk menangkal transisi perasaan dari bahagia menjadi frustasi. Utilitarianisme, Jeremy Bentham (1748 –1832) dan John Stuard Mill ( 1806 –1873) yang menekankan manfaat dari suatu perbuatan.

John Stuard Mill

Jeremy Bentham
Deontologisme adalah etika kewajiban yang didasarkan pada intuisi manusia tentang prinsip-prinsip moral. Sikap dan intensi pelaku lebih diutamakan daripada apa yang dilakukan secara konsekuensi perbuatan itu. Etika Situasi adalah kebenaran suatu tindakan ditemukan dalam situasi konkret individual atau bagaimana situasi itu mempengaruhi kesadaran individual. 

Persamaan etika dan moral terletak pada arti kata dasarnya, sedangkan perbedaannya adalah moral itu digunkan sebagai tentang perbuatan yang sedang dinilai dan etika yang digunakan untuk mengkaji sitem nilai itu sendiri. 

Etiket adalah tata cara dan tata krama yang baik dalam menggunakan bahasa maupun dalam tingkah laku atau sekumpulan peraturan-peraturan kesopanan yang tidak tertulis, namun sangat penting untuk diketahui oleh setiap orang yang ingin mencapai sukses dalam perjuangan hidup yang penuh dengan persaingan. Perbedaan etika dan etiket sebagai berikut:



ETIKA
               ETIKET
1. Menetapkan norma perbuatan,
    apakah boleh dilakukan atau
    tidak, misal: masuk rumah orang
    lain tanpa izin.
1. Menetapkan cara melakukan
    perbuatan, menunjukkan cara
    yang tepat, baik, dan benar
    sesuai dengan yang diharapkan
2. Berlaku tidak bergantung pada 
    ada tidaknya orang lain, misal
    larangan  mencuri selalu berlaku, 
    baik ada atau tidak orang lain.
2. Berlaku hanya dalampergaulan,
    jika tidak ada orang lain etiket
    tidak berlaku.
3. Bersifat absolut, tidak dapat
    ditawar-tawar, misal: jangan
    mencuri, jangan membunuh
3. Bersifat relatif, dianggap tidak
    sopan dalam suatu kebudayaan
    dapat dianggap sopan dalam
    kebudayaan lain.
4. Memandang manusia dari segi
   dalam (batiniah)
4. Memandang manusia dari segi
    luar (lahiriah)
























Perbedaan antara etika dan hukum adalah hukum bisa dikondifikasi etika tidak, hukum membatasi tingkah laku lahir saja, sedangkan etika menyangkut juga batin sikap seseorang. Hukum bila berbuat salah sanksi yang diberikan mengikat, sedangkan etika tidak. Hukum didasari oleh kehendak hukum atau kehendak negara, sedangkan etika didasari kehenda individu atau masyarakat. Etika ditunjukan manusia sebagai makhluk sosial, sedangkan hukum ditunjukka  bahwa manusia sebagai individu.

Perbedaan etika dan agama adalah etika mendasarkan diri hanya argumentasi, sedangkan agama bertolak pada wahyu Tuhan melalui kitab suci.

Nah, itu dia pembahasa dari Etika dan Moral. Semoga dapat dimengerti ya!!! Dan jangan lupa pantengin terus blog saya, karena saya selalu mengupdate ilmu-ilmu baru yang saya dapatkan setiap harinya. Dan the next post akan membahas tentang Filsafat Manusia, pembahasannya pasti seru loh ..jadi jangan sampai ketinggalan ya ;) see next time with a new post ^^ Thanks for visited my blog :)) comment, saran, kritik dan penilaiannya juga ya ^^

Sumber:
http://ms.wikipedia.org/wiki/Etika_normatif
http://af008.wordpress.com/etika-etiket-dan-moral/
http://rhainy23.blogspot.com/2012/03/pengertian-moral-dan-etika.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika
http://sakurawakai.wordpress.com/2013/04/13/sistematika-etika/
http://anggie-myblog.blogspot.com/2011/04/etika-dan-metaetika.html
http://yanhasiholan.wordpress.com/2013/10/16/pengertian-etika-profesi-dan-etika-profesi/
http://hendraendra.blogspot.com/2012/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
Power Point by Pak Carolus Suharyanto 

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter